Bencana di Wilayah Tak Terduga Memicu Pendataan Ulang Daerah Rawan Bencana
Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Tasikmalaya telah menyebabkan beberapa daerah dilanda bencana longsor dan banjir. Peristiwa bencana seperti banjir, longsor, dan rumah roboh terjadi di berbagai titik di Kabupaten Tasikmalaya. Tragisnya, bencana ini terjadi di wilayah-wilayah yang tidak masuk dalam daftar daerah rawan bencana atau zona merah.
Akibatnya, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya harus kembali melakukan pendataan ulang daerah-daerah rawan bencana agar lebih akurat. Selain itu, dalam rangka memperkuat mitigasi bencana di daerahnya, Tagana Kabupaten Tasikmalaya juga menggelar pelatihan kesiagaan penanganan bencana kepada sukarelawan Kampung Siaga Bencana (KSB). KSB disiapkan atau didirikan khususnya di daerah-daerah rawan bencana agar ada penanganan cepat.
Dalam prakteknya, KSB akan menjadi Tim Awal yang menangani bencana di wilayahnya sebelum petugas datang ke lokasi. Hal ini membuat penanganan korban bencana akan lebih cepat.
Pendataan Ulang Daerah-daerah Rawan Bencana
Ketua Tagana Kab Tasikmalaya, Jembar Adisetya mengaku bahwa bencana pada tahun 2025 ini banyak terjadi di daerah-daerah yang tidak termasuk dalam zona merah atau daerah yang selama ini dianggap aman. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendataan ulang agar lebih akurat.
Menurut Jembar, sejumlah wilayah yang tidak termasuk wilayah rawan bencana akan jadi perhatian Tagana Kab Tasikmalaya. Hal ini dilakukan atas dasar evaluasi Tagana terhadap sejumlah bencana yang terjadi belum lama ini, justru terjadi di wilayah yang bukan termasuk zona merah bencana.

Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Singaparna yang dilanda banjir beberapa waktu lalu, serta wilayah Sukahening yang dilanda longsor. Padahal, kedua wilayah itu bukan daerah yang rawan akan bencana seperti banjir dan longsor.
“Sekarang bukan hanya wilayah rawan yang jadi perhatian kami. Tapi juga daerah-daerah yang biasanya aman harus jadi perhatian kami,” terang Jembar kepada Tura Turu News saat dihubungi via selulernya, Senin pagi (18/08).
Dijelaskan Jembar, Singaparna, Sukahening dan Rajapolah adalah daerah yang selama ini tidak masuk pada zona merah atau daerah rawan bencana. Namun, lanjut Jembar, faktanya kemarin terjadi banjir bandang dan longsor di daerah tersebut.
“Daerah-daerah itu kan sebelumnya tidak termasuk pada wilayah rawan bencana, tapi faktanya kemarin ada bencana dan cukup besar. Kami tengah menpersiapkan upaya untuk melakukan pendataan ulang pada daerah-daerah yang kemarin terkena bencana,” ungkap Jembar.
Tagana Siapkan KSB di Wilayah Rawan Bencana
Dalam rangka memperkuat mitigasi bencana di daerahnya, Tagana Kab Tasikmalaya telah memberikan pelatihan kesiapan siagaan penanganan bencana kepada sukarelawan KSB. KSB disiapkan atau didirikan khususnya di daerah-daerah rawan bencana agar ada penanganan cepat.
Sekretaris Tagana Kab Tasik, Jajang Nugraha S.Kom menyebut ada beberapa daerah rawan bencana di wilayah Kab Tasik. Titik-titik yang dianggap rawan bencana itu, kata Jajang tersebar di sekitar 13 kecamatan berbeda.

Berdasarkan data yang ada di Tagana Kab Tasikmalaya, titik-titik yang dianggap rawan bencana adalah Kecamatan Salawu, Kec Cigalontang, Kec Parung Ponteng, Kec Bojong Gambir, Kec Taraju, Kec Sodong Hilir, Kec Sukaresik, Kec Ciawi, Kec Pageirageung, Kec Kadipaten, Kec Salopa, Kec Cikatomas dan Kec Jatiwaras.
“Dalam upaya antisipasi itu Tagana telah lakukan mitigasi bencana, sosialisasi ke masyarakat dan pembentukan KSB di titik-titik rawan bencana. Jadi hampir setiap hari kami lakukan itu,” terang Jajang kepada Tura Turu News saat dihubungi via selulernya, Sabtu lalu.
