Pesta Kesenian Bali: Menjadi Panggung Budaya dan Ekonomi Kerakyatan
Pesta Kesenian Bali (PKB) yang ke-47 kembali menghadirkan suasana yang meriah dan penuh makna, membuktikan posisinya sebagai ajang yang tidak hanya merayakan seni, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian lokal. Salah satu sorotan utama tahun ini adalah peningkatan kualitas penataan stand untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mendapatkan sambutan positif dari berbagai pelaku usaha.
Peningkatan Kualitas Stand UMKM
Ketut Kresna Dharma Wijaya, seorang pelaku UMKM dari Mambal, Kabupaten Badung, mengungkapkan bahwa pengalaman mengikuti PKB selama beberapa tahun membuatnya merasa tahun ini adalah yang terbaik. Kresna, yang bergerak di bidang kerajinan perhiasan, menyatakan bahwa desain stand yang lebih luas, representatif, dan nyaman telah memberikan pengalaman berharga bagi penjual dan pembeli. Dalam Podcast Creative Talk PKB 2025, ia menjelaskan, “Tahun ini stand-nya paling bagus. Lebih luas, representatif, dan nyaman, baik untuk penjual maupun pembeli.”
Dukungan untuk UMKM
Salah satu inovasi yang patut dicatat adalah penyediaan stand UMKM secara gratis. Kresna menilai langkah ini sangat membantu dalam hal promosi dan efisiensi biaya produksi. Ia mencatat bahwa dalam beberapa hari penyelenggaraan, jumlah pengunjung terus meningkat, menunjukkan antusiasme yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Ini terobosan luar biasa. UMKM sangat terbantu dengan stand gratis. Penjualan meningkat, promosi berjalan, dan kualitas produk tetap terjaga,” tambahnya.
Peran Pemerintah dalam Sukses PKB
Keberhasilan PKB juga tidak terlepas dari perhatian serius yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Bali, khususnya melalui Dekranasda yang dipimpin oleh Ibu Putri Suastini Koster. Konsep yang diusung oleh Dekranasda, yaitu “barang berkualitas, harga pantas”, dianggap sangat tepat dan berkontribusi pada daya saing UMKM di Bali. Kresna menjelaskan, “Arahan Ibu Ketua Dekranasda jelas: UMKM harus hadir dengan kualitas terbaik namun tetap terjangkau. PKB menjadi ajang promosi efektif, karena produk kami dijual lebih murah dari harga toko tapi tetap unggul.”
Produk Unggulan dari Bali
Pada PKB tahun ini, Kresna mempersembahkan beragam produk perhiasan permata Pulaki yang terbuat dari emas, perak, dan berbagai batu mulia seperti mirah, rambut sedana, kecubung, dan safir. Perhiasan ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga kaya akan makna budaya. Di Bali, batu permata sering digunakan dalam upacara adat dan dipercaya memiliki energi spiritual.
Harapan untuk Masa Depan
Kresna berharap agar Pemerintah Provinsi Bali terus memberikan dukungan yang nyata untuk UMKM, termasuk rencananya untuk mendirikan museum batu permata dan batu mulia sebagai pusat pelestarian budaya dan edukasi publik. “Dengan kualitas stand seperti sekarang dan dukungan dari pemerintah, UMKM merasa benar-benar dihargai. Semoga ke depan perhatian seperti ini bisa terus dilanjutkan dan diperluas,” ungkapnya.
Kesimpulan
PKB 2025 kembali menegaskan perannya sebagai lebih dari sekadar perayaan seni. Acara ini berfungsi sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan, di mana UMKM mendapatkan ruang yang layak untuk tampil, didukung penuh, serta dihargai secara nyata. Dengan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan UMKM di Bali akan semakin berkembang dan berkontribusi pada perekonomian lokal serta pelestarian budaya yang kaya.
