
Penundaan Penerbangan Jemaah Haji Surabaya
Dalam situasi yang tidak biasa, dua kloter jemaah haji dari Surabaya mengalami penundaan penerbangan akibat meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah. Hilman Latief, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dari Kementerian Agama, mengonfirmasi bahwa kedua kloter tersebut, yang terdiri dari 380 jemaah masing-masing, saat ini berada di Jeddah dan menunggu jadwal keberangkatan selanjutnya dari hotel tempat mereka menginap.
Alasan Penundaan
Hilman mengungkapkan bahwa penundaan ini disebabkan oleh alasan keamanan yang berkaitan dengan jalur udara. Maskapai Saudia Airlines, sebagai operator penerbangan jemaah haji, mengambil keputusan untuk menunda keberangkatan demi memastikan keselamatan penumpang. “Meskipun situasi ini mengganggu rencana penerbangan, kami pastikan bahwa seluruh jemaah tetap dalam keadaan aman,” jelasnya.
Situasi Jemaah di Jeddah
Sementara menunggu, jemaah haji yang terkena dampak ini tinggal di hotel di Jeddah. Hingga saat ini, belum ada informasi terbaru mengenai jadwal penerbangan, namun pihaknya optimis bahwa jemaah akan segera dipulangkan setelah situasi memungkinkan. “Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan jemaah,” tambah Hilman.
Pemulangan Jemaah Lain
Di sisi lain, pemulangan jemaah haji dari kloter lainnya berlangsung sesuai jadwal tanpa ada penundaan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penerbangan dilakukan melalui rute yang dinilai aman, seperti wilayah udara Oman. Hilman menekankan pentingnya kolaborasi antara KJRI, KBRI, serta Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk memastikan kelancaran proses pemulangan.
Fase Pemulangan yang Sibuk
Fase pemulangan jemaah haji ini dianggap sebagai periode tersibuk, mengingat lebih dari 100.000 jemaah Indonesia masih berada di Arab Saudi. Setiap harinya, sekitar 4.000 hingga 7.000 jemaah dijadwalkan untuk kembali ke tanah air. Beberapa jemaah sudah tiba di Bandara Jeddah, sementara yang lainnya masih berada di Madinah dan direncanakan akan tinggal selama sembilan hari ke depan sebelum jadwal penerbangan pulang mereka.
Kesimpulan
Meskipun ada tantangan yang dihadapi akibat penundaan penerbangan, pihak Kementerian Agama dan maskapai terkait terus berupaya untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan jemaah. Koordinasi yang baik dengan berbagai lembaga di Arab Saudi menjadi kunci dalam menghadapi situasi yang dinamis ini. Diharapkan, jemaah haji dapat segera kembali ke tanah air dengan selamat dan dalam kondisi baik.